Selamat membaca..
Jean Paul Sartre lahir di Paris 1905, banyak menulis karya filsafat dan sastra dipengaruhi oleh Husserl dan Heidegger. Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dengan benda lain yang tidak punya kesadaran. Untuk manusia eksistensi ada keterbukaan. Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekati sebagai subjektivitas.
Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendiri yang harus bertangggung jawab. Tanggung jawab menjadi beban kita yang lebih besar dari sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendri.
Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendiri yang harus bertangggung jawab. Tanggung jawab menjadi beban kita yang lebih besar dari sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendri.
Pemikiran Sartre dibedakan menjadi, “berada di dalam diri” dan “berada untuk diri.”
1. Berada dalam diri : segala yang berada di dalam diri tidak aktif, membosankan dan memuakkan.
2. Berada Untuk diri : berada dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Bertanggung jawab atas fakta bahwa ia ada.
Biasanya kesadaran bukan kesadaran akan diri melainkan kesadaran diri. Secara di refleksikan cara kita mengarahkan diri pada obyek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.
Yang mengurangi kebebasan manusia, yaitu :
1. Tempat kita berada
2. Masa lalu
3. Lingkungan sekitar
4. Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensi sendiri
5. Maut
Kebutuhan Manusia dalam eksistensinya selalu menjelma dalam wujud bertubuh. Tubuh menjadi pusat orientasi yang tidak bisa dipandang sebagai alat semata tapi mengkukuhkan kehadiran manusia sebagai eksistensinya.
Komunikasi adalah suatu hal yang apriori ketika seseorang bertemu orang lain akan terjadi objektifikasi. Cinta adalah bentuk hubungan keinginan saling memiliki.
1. Berada dalam diri : segala yang berada di dalam diri tidak aktif, membosankan dan memuakkan.
2. Berada Untuk diri : berada dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Bertanggung jawab atas fakta bahwa ia ada.
Biasanya kesadaran bukan kesadaran akan diri melainkan kesadaran diri. Secara di refleksikan cara kita mengarahkan diri pada obyek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.
Yang mengurangi kebebasan manusia, yaitu :
1. Tempat kita berada
2. Masa lalu
3. Lingkungan sekitar
4. Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensi sendiri
5. Maut
Kebutuhan Manusia dalam eksistensinya selalu menjelma dalam wujud bertubuh. Tubuh menjadi pusat orientasi yang tidak bisa dipandang sebagai alat semata tapi mengkukuhkan kehadiran manusia sebagai eksistensinya.
Komunikasi adalah suatu hal yang apriori ketika seseorang bertemu orang lain akan terjadi objektifikasi. Cinta adalah bentuk hubungan keinginan saling memiliki.
(sumber: ppt pertemuan ke-10 dosen kbk filsafat)
Sekian penjelasan untuk hari ini, semoga bermanfaat. Jika ad saran, kritik maupun pertanyaan silahkan komentar d bawah ini..




Tidak ada komentar:
Posting Komentar