Selasa, 16 September 2014
Hai teman-teman, bertemu lagi dengan saya setelah terlewatkan 1 hari tidak mempost blog. Hari ini saya akan membahas mengenai aksiologi.
Hmm..
Apa ya aksiologi itu? Pasti kalimat ini masih asing..
Oleh karena itu, mari kita mulai mempelajarinya sekarang.
axios → Nilai logos → Ilmu
Aksiologi merupakan cabang dari
filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Berikut ini adalah beberapa
definisi dari aksiologi :
> Surisumantri
menyatakan bahwa aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
>Aksiologi adalah suatu kajian
tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajia tentang
nilai-nilai, khususnya etika.
>Aksiologi adalah bagian
filsafat yang memperhatikan tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta
tentang cara dan tujuan perbuatan manusia.
Aksiologi memberikan suatu
jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan, bagaimana
kaitan antara cara pengetahuan tersebut dengan kaidah nilai, bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai.
Nilai yang dimaksud dalam
aksiologi adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai..
Aksiologi membedakan fakta dan
nilai.
Apakah fakta itu??
-Fakta adalah sesuatu
yang ada secara nyata.
Apakah nilai itu??
-Nilai adalah sesuatu
yang memikat.
Nilai berperan dalam konteks
apresiasi, sementara fakta ditemukan dalam konteks deskripsi.
Ilustrasi:
Ketika kita berkunjung ke suatu
pameran lukisan terkenal di seluruh dunia, maka kita akan melihat lukisan
terkenal tersebut..
Nahh, dari saat kita melihat
lukisan yang ada kita dapat memberikan suatu nilai.
Contoh, lukisan yang kita lihat
itu lukisan pemandangan nan indah, maka nilai yang dapat kita berikan adalah
karya lukisan tersebut bagus..
Nilai berkaitan dengan fakta,
kita tidak dapat menilai sesuatu jika tidak didukung fakta yang ada.
Terdapat tiga ciri nilai ;
1. Nilai berkaitan dengan subjek
2. Nilai tampil dalam konteks
praktis
3. Nilai menyangkut sifat yang
ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki objek.
subjek → pemberi nilai
objek → hal yang dinilai
Macam-macam nilai : nilai
ekonomis, nilai estetis, nilai moral,dsb.
Nilai ekonomis → berkaitan dengan
hukum ekonomi.
Nilai estetis → berkaitan
dengan keindahan.
Nilai moral → berkaitan
dengan moral manusia.
Dalam hal ini akan dibahas
mengenai nilai moral.
Ciri nilai moral :
1. Berkaitan dengan tanggung
jawab kita sebagai manusia
2. Berkaitan dengan hati nurani
3. Bersifat mewajibkan
4. Bersifat formal
Sudah mulai pusing? Jangan pusing dulu, mari kita pelajari secara perlahan...
Nilai dibagi dalam empat kelompok
:
1. Nilai yang menyangkut
kesenangan dan ketidaksenangan
2. Nilai vitalitas, yang meliputi
perasaan halus, kasar, luhur, dll.
3. Nilai rohani, seperti nilai
estetis (bagus/jelek), benar/salah (tidak terikat pada inderawi)
4. Nilai religius, seperti
kudus/tidak kudus
Dari poin pertama hingga keempat,
terdapat hierarki dari pengelompokkan empat nilai tersebut :
Nilai vitalitas lebih tinggi
daripada nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan, nilai rohani
lebih tinggi daripada nilai vitalitas, dsb.
Aksiologi dibagi dalam dua
bagian, yaitu :
1. Etika (Fil. Etika)
2. Estetika (Fil. Keindahan)
-Etika-
Etika mengkaji tentang prinsip
dan konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
Etika sebagai filsafat yang
memuat pendapat, norma, dan moral.
Etika juga sebagai aturan sopan
santun dalam pergaulan.
Contohnya : tindakan yang
membedakan benar/salah menurut moral.
Ilustrasi : saat teman mengundang
kita ke pesta ulang tahun untuk makan-makan, maka seharusnya kita memakai
pakaian yang rapi dan tidak mengangkat kaki kita ke kursi.
Hal itu dapat dikatakan
bahwa kita memiliki nilai etika.
-Estetika-
Estetika mengkaji mengenai
prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni.
Estetika berkenaan dengan nilai
tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya.
Suatu nilai dapat dikatan
bersifat obyektif dan subyektif.
Nilai dikatakan obyektif apabila
nilai-nilai tidak terkandung pada subyek, sementara nilai dikatakan bersifat
subyektif apabila ada subyek yang berperan dalam memberikan penilaian.
Nilai obyektif..
Nilai obyektif harus sesuai
dengan fakta dan tidak boleh sesuai dengan persepsi manusia
Misalnya :
Ketika kita ingin mengukur berat
badan kita, maka kita akan menggunakan timbangan.
Nah, saat tertera angka,misalnya
55kg, maka berat badan seseorang tadi adalah 55kg, hal ini sesuai dengan fakta
yang ada.
Contoh lain misalnya: ketika
dalam suatu pertandingan sepak bola, maka juri harus memberikan penilaian yang
obyektif terhadap para pemainnya, jika pemain tersebut melanggar aturan maka
dapat diberikan kartu kuning atau bahkan kartu merah, dan juri tersebut harus
profesional dalam memberikan suatu penilaian.
Nilai subyektif..
Misalnya, ketika kita melirik
seseorang, maka dalam hal ini baik pria maupun wanita dapat memberikan
penilaian pada seseorang yang diliriknya.
Contoh : Ivan adalah mahasiswa
yang tampan menurut penilaian Meidy
Hal tersebut contoh nilai
subyektif.
Setiap nilai tentunya memiliki
peranan..
Apakah peranan nilai itu?
1. Nilai merupakan obyek sejati
bagi tindakkan manusia.
2. Nilai mengarahkan manusia dan
memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui
tindakan-tindakannya.
3. Menata hubungan sosial dalam
masyarakat.
4. Memperkuat identitas kita
sebagai manusia.
Demikianlah materi mengenai
metafisika dan aksiologi..
Semoga mudah dipahami oleh para pembaca...
Sumber: powerpoint dosen kbk filsafat pertemuan ke 2



kurang di enterr ciaa...
BalasHapusmakasi yaaa kritik dan sarannya hahahah
HapusTapi, uda cukup menarik kok. ada banyak gambar, jdi ga bosen. ahahaha.. trakhir fto na enak ya #lholholho
BalasHapusmakasi vanessaaa. jadi ngiler ya? hahahahaha sengaja*
Hapus