Blogger Widgets PSYCHOLOGY - KBK FILSAFAT: Pertemuan II (sesi 2) - Aksiologi

Minggu, 21 September 2014

Pertemuan II (sesi 2) - Aksiologi

Selasa, 16 September 2014 


Hai teman-teman, bertemu lagi dengan saya setelah terlewatkan 1 hari tidak mempost blog. Hari ini saya akan membahas mengenai aksiologi. 
Hmm.. 
Apa ya aksiologi itu? Pasti kalimat ini masih asing.. 
Oleh karena itu, mari kita mulai mempelajarinya sekarang.



Aksiologi secara etimologis berasal dari kata axios dan logos.
axios → Nilai logos → Ilmu
Aksiologi merupakan cabang dari filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Berikut ini adalah beberapa definisi dari aksiologi :
> Surisumantri  menyatakan bahwa aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
>Aksiologi adalah suatu kajian tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajia tentang nilai-nilai, khususnya etika.
>Aksiologi adalah bagian filsafat yang memperhatikan tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta tentang cara dan tujuan perbuatan manusia.

Aksiologi memberikan suatu jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan, bagaimana kaitan antara cara pengetahuan tersebut dengan kaidah nilai, bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai.
Nilai yang dimaksud dalam aksiologi adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai..
Aksiologi membedakan fakta dan nilai.
Apakah fakta itu??
-Fakta adalah sesuatu yang ada secara nyata.
Apakah nilai itu??
-Nilai adalah sesuatu yang memikat.


Nilai berperan dalam konteks apresiasi, sementara fakta ditemukan dalam konteks deskripsi.
Ilustrasi:
Ketika kita berkunjung ke suatu pameran lukisan terkenal di seluruh dunia, maka kita akan melihat lukisan terkenal tersebut..
Nahh, dari saat kita melihat lukisan yang ada kita dapat memberikan suatu nilai.
Contoh, lukisan yang kita lihat itu lukisan pemandangan nan indah, maka nilai yang dapat kita berikan adalah karya lukisan tersebut bagus..

Nilai berkaitan dengan fakta, kita tidak dapat menilai sesuatu jika tidak didukung fakta yang ada.
Terdapat tiga ciri nilai ;
1. Nilai berkaitan dengan subjek
2. Nilai tampil dalam konteks praktis
3. Nilai menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki objek.
subjek → pemberi nilai
objek → hal yang dinilai

Macam-macam nilai : nilai ekonomis, nilai estetis, nilai moral,dsb.
Nilai ekonomis → berkaitan dengan hukum ekonomi.
Nilai estetis → berkaitan dengan keindahan.
Nilai moral → berkaitan dengan moral manusia.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai nilai moral.

Ciri nilai moral :
1. Berkaitan dengan tanggung jawab kita sebagai manusia
2. Berkaitan dengan hati nurani
3. Bersifat mewajibkan
4. Bersifat formal


Sudah mulai pusing? Jangan pusing dulu, mari kita pelajari secara perlahan...


Nilai dibagi dalam empat kelompok :
1. Nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan
2. Nilai vitalitas, yang meliputi perasaan halus, kasar, luhur, dll.
3. Nilai rohani, seperti nilai estetis (bagus/jelek), benar/salah (tidak terikat pada inderawi)
4. Nilai religius, seperti kudus/tidak kudus

Dari poin pertama hingga keempat, terdapat hierarki dari pengelompokkan empat nilai tersebut :
Nilai vitalitas lebih tinggi daripada nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan, nilai rohani lebih tinggi daripada nilai vitalitas, dsb.
Aksiologi dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Etika (Fil. Etika)
2. Estetika (Fil. Keindahan)

-Etika-
Etika mengkaji tentang prinsip dan konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
Etika sebagai filsafat yang memuat pendapat, norma, dan moral.
Etika juga sebagai aturan sopan santun dalam pergaulan.
Contohnya : tindakan yang membedakan benar/salah menurut moral.
Ilustrasi : saat teman mengundang kita ke pesta ulang tahun untuk makan-makan, maka seharusnya kita memakai pakaian yang rapi dan tidak mengangkat kaki kita ke kursi.
Hal itu  dapat dikatakan bahwa kita memiliki nilai etika.

-Estetika-
Estetika mengkaji mengenai prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni.
Estetika berkenaan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Suatu nilai dapat dikatan bersifat obyektif dan subyektif.
Nilai dikatakan obyektif apabila nilai-nilai tidak terkandung pada subyek, sementara nilai dikatakan bersifat subyektif apabila ada subyek yang berperan dalam memberikan penilaian.

Nilai obyektif..
Nilai obyektif harus sesuai dengan fakta dan tidak boleh sesuai dengan persepsi manusia
Misalnya :
Ketika kita ingin mengukur berat badan kita, maka kita akan menggunakan timbangan.
Nah, saat tertera angka,misalnya 55kg, maka berat badan seseorang tadi adalah 55kg, hal ini sesuai dengan fakta yang ada.
Contoh lain misalnya: ketika dalam suatu pertandingan sepak bola, maka juri harus memberikan penilaian yang obyektif terhadap para pemainnya, jika pemain tersebut melanggar aturan maka dapat diberikan kartu kuning atau bahkan kartu merah, dan juri tersebut harus profesional dalam memberikan suatu penilaian.

Nilai subyektif..
Misalnya, ketika kita melirik seseorang, maka dalam hal ini baik pria maupun wanita dapat memberikan penilaian pada seseorang yang diliriknya.
Contoh : Ivan adalah mahasiswa yang tampan menurut penilaian Meidy
Hal tersebut contoh nilai subyektif.
Setiap nilai tentunya memiliki peranan..
Apakah peranan nilai itu?
1. Nilai merupakan obyek sejati bagi tindakkan manusia.
2. Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
3. Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
4. Memperkuat identitas kita sebagai manusia.

Demikianlah materi mengenai metafisika dan aksiologi..
Semoga mudah dipahami oleh para pembaca...


Sumber: powerpoint dosen kbk filsafat pertemuan ke 2 


4 komentar:

  1. Tapi, uda cukup menarik kok. ada banyak gambar, jdi ga bosen. ahahaha.. trakhir fto na enak ya #lholholho

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi vanessaaa. jadi ngiler ya? hahahahaha sengaja*

      Hapus