Blogger Widgets PSYCHOLOGY - KBK FILSAFAT: Pertemuan IV (sesi 1) - Subyektivisme dan Obyektivisme

Minggu, 21 September 2014

Pertemuan IV (sesi 1) - Subyektivisme dan Obyektivisme

Jumat, 19 September 2014

Pada hari ini saya mendapat materi mengenai subyektivisme dan obyektivisme. Saya pernah mendapat materi ini sebelumnya pada saat saya sma. Jadi saya sekarang mengulang kembali apa yang sudah saya dapat saat sma.


pertama- tama saya akan menjelaskan mengenai subyektivisme...

Apa itu subyektivisme ?
Subyektivisme
Pengetahuan dipahami sbg keyakinan yang dianut oleh individu. Dari pangkal pandangan individu, pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
Pendukung pandangan ini adalah:
Aristoteles, Plato, Rene Descartes ,Kaum Solipsisme (solo ipse) ,Kaum Realisme Epistemologis, Kaum Idealisme Epistemologis.

Ciri-ciri pendekatan Subyektivisme:
-          Menggagas pengetahuan sbg suatu keadaan mental yang khusus (semacam kepercayaan yang istimewa),misalnya sejarah, kepercayaan2 yg lain, dst.
-          Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sbg titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri.
-          Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek.


Apa itu Obyektivisme ?
Obyektivisme
Suatu pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia – dari soal yang sederhana sampai teori yang kompleks – mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (di luar) keyakinan dan kesadaran individu (pengamat). Pengetahuan diperlakukan sebagai sesuatu yang berada diluar ketimbang di dalam pikiran manusia.
Pendukung pandangan ini adalah:
Popper, Latatos dan Marx
Objektivisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang difahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami.
Ada 3 pandangan dasar Objektivisme:
  1. Kebenaran itu independen terlepas dari pandang subjektif,
  2. Kebenaran itu datang dari bukti faktual,
  3. Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.

Pengetahuan dalam pengertian Objektivis:
      sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya ;
      Pengetahuan itu terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya atau memakainya untuk bertindak.
      Pengetahuan dalam pengertian obyektivis adalah pengetahuan tanpa orang: ia adalah pengetahuan tanpa diketahui subjek.” (Karl R. Popper)

Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, beberapa syarat harus dipenuhi:
-          Obyek harus sesuai dengan jenis indera kita.
-          Organ indera harus normal dan sehat
-          Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada

Perlu mengingat pembedaan antara obyek khusus dan obyek umum.
v  Obyek khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera. Misalnya, warna, suara, bau.
v  Obyek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilhat dan diraba atau oleh indera lainnya.

Sumber : power point dosen kbk filsafat pertemuan ke-4 




Sekian untuk penjelasan hari ini, semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi kita semua...

4 komentar:

  1. mantap. postingan terbaru.. punya ciaa paling lengkap dr blog blog yg gw kunjungi hari ini. up to date bgd. semangat trus ya ciaa.. muaahh :* wkwkwk

    BalasHapus
  2. tops dah ciaa, tapi kalao saran ke depannya tambahin gambar, biar ga mumetss...
    sejauh ini cukup baik, nilai untukmu 80..

    BalasHapus